Bali will Build 3-Phase Subway
Bali Provincial Government’s decision to build a subway system called Bali Urban Rail for public transport marks a significant step forward in enhancing the island’s transportation infrastructure.
As one of the world’s most popular tourist destinations, Bali faces the increasing number of visitors. The introduction of a subway as public transportation promises to facilitate residents and tourists a convenient and efficient mode of transportation.
Bali Provincial Government has assigned PT Jamkrida Bali Mandara and PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) as the implementers and person in charge for the project.
Ari Askhara, the President Director of SBDJ explained that Bali Urban Rail route plan based on one of the proposals that had been submitted consisted of three phases. Phase 1 passes through Ngurah Rai – Kuta – Seminyak – Canggu – Cemagi – Munggu. Phase 2 is Kuta – Renon – Sanur – Ubud. Meanwhile, Phase 3 includes Kuta – Nusa Dua.
Bali Urban Rail will be built with an under-ground option. There are three reasons of that option. First, the buildings height in Bali must not be more than 15 meters. Second, the price of land in Bali is expensive. And third, tourism sector will be disturbed by the presence of the above-ground train project.
Ari said that the estimated investment from one of the investors reached US$20 billion. To increase investment interest, it is necessary to add to the development of transit-oriented areas or Transit Oriented Development (TOD).
Bali Urban Rail project emerged as a proactive response to alleviate traffic jam, reduce carbon emissions, and enhance the overall travel experience for both locals and tourists. By investing in modern public transportation infrastructure, Bali will support tourism sector as well as transportation sector to help reduce the traffic jam.
The solution to Bali’s transportation challenges lies in the establishment of a rail-based public transportation system. By implementing such infrastructure, Bali can effectively address traffic jam and promote sustainable urban mobility.
Bali akan Membangun Subway 3 Fase
Keputusan Pemerintah Provinsi Bali untuk membangun kereta bawah tanah dengan nama Bali Urban Rail untuk transportasi umum menandakan adanya satu langkah maju dalam meningkatkan infrastruktur transportasi di pulau tersebut.
Sebagai salah satu destinasi wisata yang populer di dunia, Bali menghadapi kenaikan jumlah pengunjung. Dengan adanya kereta bawah tanah sebagai sarana transportasi umum menjanjikan untuk memfasilitasi penduduk setempat dan wisatawan moda transportasi yang nyaman dan efisien.
Pemerintah Provinsi Bali telah menunjuk PT Jamkrida Bali Mandara dan PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) sebagai pelaksana dan penanggung jawab proyek tersebut.
Ari Askhara, Direktur Utama SBJD menjelaskan bahwa rencana rute Bali Urban Rail berdasarkan pada salah satu proposal yang telah diserahkan yang terdiri dari tiga fase. Fase 1 melewati Ngurah Rai – Kuta – Seminyak – Canggu – Cemagi – Munggu. Fase 2 melewati Kuta – Renon – Sanur – Ubud. Sedangkan fase 3 meliputi Kuta – Nusa Dua.
Bali Urban Rail akan dibangun dengan pilihan bawah tanah. Ada tiga alasan dipilihnya kereta bawah tanah. Pertama, tinggi bangunan di Bali tidak boleh melebihi 15 meter. Kedua, harga tanah di Bali sangat mahal. Dan ketiga, sektor pariwisata akan terganggu dengan adanya proyek kereta di atas tanah.
Ari mengatakan bahwa perkiraan investasi dari salah satu investor mencapai US$20 miliar. Untuk meningkatkan minat investasi, diperlukan untuk menambah pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD).
Proyek Bali Urban Rail ada sebagai respon proaktif yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan pengalaman perjalanan secara keseluruhan bagi penduduk setempat dan wisatawan. Dengan berinvestasi dalam infrastruktur transportasi umum modern, Bali akan mendukung sektor pariwisata dan juga sektor transportasi untuk membantu mengurangi kemacetan lalu lintas.
Solusi untuk tantangan transportasi di Bali terletak pada pembangunan sistem transportasi umum berbasis rel. Dengan menerapkan infrastruktur tersebut, Bali dapat secara efektif mengatasi kemacetan lalu lintas dan mendorong mobilitas perkotaan yang berkelanjutan.